Saat ini pekerjaan dalam bidang teknologi banyak diminati dan dicari oleh setiap orang. Salah satunya di bidang development atau programmer. Istilah tersebut saat ini sudah tidak asing lagi bagi orang yang terjun di dunia IT.
Programmer atau seorang developer sendiri dibagi menjadi beberapa jenis, misalnya developer website atau developer mobile. Di antara kedua jenis tersebut terdapat posisi pekerjaan yang juga berbeda. Misalnya front end, back end, full stack developer, dan masih banyak lagi posisi yang lain disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Di era digital saat ini, semakin banyak bisnis yang membutuhkan website atau aplikasi. Itulah mengapa pekerjaan di bidang ini sangat menjanjikan, khususnya front end developer.
Apa Itu Front End Developer?
Pada dasarnya, front end adalah salah satu bagian dari website yang menampilkan tampilan website pada para pengguna. Dibuat dengan menggunakan HyperText Markup Language (HTML), Cascading Style Sheets (CSS), dan JavaScript. Sehingga, suatu URL bisa bekerja dan dapat menampilkan situs website.
Berdasarkan laman Career Foundry, front end developer adalah mereka yang memiliki tanggung jawab dalam menghubungkan suatu situs website ataupun aplikasi dengan para penggunanya.
Mereka akan membuat gambar, tombol, teks, dan juga menu serta interaksi antar setiap situs atau aplikasi dengan para pengguna. Oleh karena itu, mereka juga biasa dikenal dengan client-side.
Front end tidak merancang desain dari suatu situs atau aplikasi dari nol. Sebab, hal tersebut sudah dikerjakan oleh UI designer.
Tugas front end adalah memindahkan desain yang dibuat oleh UI designer dalam bentuk yang lebih interaktif dan enak dilihat oleh mata pengguna.
Baca Juga : Kunci Keberhasilan: Strategi Efektif dalam Membangun Halaman Web yang Sukses!
Apa Saja Skill yang Harus Dimiliki Seorang Front End Developer?
1. Menguasai Bahasa Pemrograman HTML, CSS, dan JavaScript
HTML adalah bahasa paling dasar dan paling penting untuk seorang front end developer dalam pembangunan sebuah website. HTML (HyperText Markup Language) merupakan bahasa markup untuk membuat sebuah halaman website.
Selanjutnya bahasa CSS (Cascade Style Sheet) merupakan bahasa pendukung dari HTML sendiri. Kita dapat menganalogikan dengan sebuah bagunan. HTML kita analogikan sebagai pondasi bangunan.
Sedangkan, CSS sebagai desain dan tata letak sebuah bangunan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa CSS berperan untuk memberikan perubahan pada style, font, layout, warna, dan lain-lain. Sehingga, HTML tampak lebih memiliki estetika dan tidak membosankan.
Sebenarnya, jika anda ingin membuat sebuah website sederhana cukup dengan menggunakan HTML dan CSS saja. Akan tetapi, tampilan yang disajikan tidak interaktif dan cenderung membosankan. Supaya website lebih menarik dan cantik, biasanya web developer menggunakan JavaScript.
JavaScript merupakan tools dasar bagi front end developer. Bahasa ini dapat mengatur berbagai tampilan seperti efek animasi, motion, interaksi pada button, layout, sehingga website dapat berjalan secara dinamis.
2. Menguasai Framework CSS dan JavaScript
Framework dapat membantu kita menulis beberapa baris kode dengan hanya menggunakan satu baris kode saja atau bisa dibilang meringkas baris kode.
Di bahasa pemrograman CSS ada banyak sekali framework, seperti Bootstrap, Foundation, Bulma, dan lain-lain. Untuk saat ini framework yang sering digunakan adalah Bootstrap.
Sebenarnya dengan menggunakan CSS saja sudah cukup untuk membuat sebuah website. Akan tetapi, dengan adanya framework CSS maka variasi dalam tampilan yang disajikan akan semakin lebih luas dengan mempermudah penulisan kode dan dapat dimengerti oleh setiap developer.
Sedangkan di JavaScript terdapat banyak framework dengan fungsinya masing-masing seperti: jQuery, Angular, dan Vue JS.
Kamu bisa memilih salah satu framework yang berbeda beda tersebut karena fungsinya hampir sama. Setiap framework memliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Maka dari itu sangat penting untuk memilih framework yang sesuai dengan kebutuhan website yang akan dibuat.
3. Menguasai Preprocessor CSS
Bahasa pemrograman CSS tidak bisa mendefinisikan sebuah variable, fungsi, atau operasi aritmatika. Akan tetapi dengan bantuan Preprocessor CSS, maka permasalahan tersebut dapat diatasi.
Preprocessor CSS adalah framework yang menyediakan fitur-fitur yang tidak terdapat pada CSS. Fitur tersebut banyak mengangkat konsep-konsep pemrograman seperti operasi matematika dasar, variabel, loop, dan fungsi.
Contoh Preprocessor CSS yaitu SASS, LESS, dan Stylus. Kamu bisa menggunakan salah satu dari ketiga framework tersebut untuk diterapkan pada web development. Saat ini SASS adalah yang banyak digunakan oleh developer di dunia.
4. Penggunaan Version Control System (Git)
Git merupakan sebuah aplikasi pengontrol versi, bisa disebut juga sebagai VCS (Version Control System). Saat ini Git banyak digunakan oleh para developer untuk membuat sistem dan aplikasi.
Git diciptakan oleh Linux Trovalds yang juga perintis kernel sistem operasi Linux. Git saat ini menjadi VCS yang paling besar di seluruh dunia, bersamaan dengan semakin banyaknya perusahaan besar menggunakan Git sebagai aplikasi pengontrol versinya.
5. Mampu Membuat Responsive & Mobile Design
Faktor penting dalam pengembangan website saat ini adalah responsive design. Berbagai macam perangkat dengan berbagai macam spesifikasi yang saat ini tersedia, mendorong pengembang bisa menyesuaikan tampilan website di semua perangkat pengguna. Pengembang website harus bisa memberikan tampilan responsive pada website yang dibuat.
Bisa memahami prinsip-prinsip responsive design dan tahu bagaimana cara mengimplementasikannya saat coding merupakan salah satu kunci menjadi front end developer yang sukses.
6. Melakukan Testing/Debugging
Proses ini dilakukan untuk mengetahui apakah kode yang ditulis sudah benar dan bisa bekerja sebagaimana mestinya. Proses ini bisa dijalankan saat melakukan penulisan kode. Kode akan otomatis terbaca oleh debugging.
Apabila kode tersebut benar, maka akan muncul output tampilan yang dihasilkan. Jika masih terdapat error pada program maka akan muncul pesan peringatan. Dengan begitu, developer bisa mengetahui errornya dan segera memperbaiki error tersebut agar program dapat berjalan dengan semestinya.
7. Memahami Browser Developer Tools
Website dapat diakses menggunakan browser. Sangat penting untuk memastikan website dapat diakses dengan baik melalui browser. Tampilan harus rapi, tidak acak-acakan dan semua fungsionalitas dapat berjalan dengan baik.
Di dalam web browser modern, terdapat tools yang membantu front end developer untuk memastikan website tidak muncul masalah ketika diakses pengguna. Tool ini akan membantu kamu untuk melakukan pengecekan sampai tidak ada masalah yang muncul ketika website diakses oleh pengguna melalui browser.
8. Mampu Membangun dan Mengoptimalisasi Website
Salah satu indikator website yang baik adalah dapat diakses dengan cepat. Website yang mempunyai akses yang lambat dan cenderung berat memberikan kesan yang kurang baik. Untuk itu, sangat perlu memastikan website dapat berjalan dengan ringan dan cepat.
Hal yang perlu diperhatikan supaya website dapat bekerja dengan ringan dan cepat adalah memastikan baris kode efesien. Jika baris kode HTML, CSS, dan JavaScript tidak dimaksimalkan, dapat mengakibatkan performa website buruk.
Maka dari itu, penting untuk menguasai cara mengoptimalisasi website. Kamu bisa menggunakan program seperti Grunt dan Gulp untuk membantu memaksimalkan kinerja website.
9. Menguasai Command Line
Tidak semua tools harus menggunakan tampilan GUI (Graphical User Interface). Sesekali kamu juga diharuskan untuk memahami konsep penggunaan command line. Aplikasi dengan tampilan GUI juga memiliki keterbatasan dalam hal fungsionalitas. Sehingga, penggunaan command line sangat diperlukan agar pengerjaan produk tidak terhambat.
Jika kamu ingin memulai karir sebagai front end developer, kamu bisa mengikuti jalur belajar sebagai front end developer yang sudah disediakan oleh Gamelab Indonesia.
Artikel ini merupakan kontribusi dari peserta program Gamelab Indonesia. Isi dari artikel ini tidak mewakili pandangan tim Gamelab Indonesia.