Mungkin kamu sudah sering melihat dan membaca sekilas mengenai fenomena startup bubble burst. Maraknya fenomena ini dibarengi dengan gelombang PHK karyawan di berbagai startup di Indonesia. Bahkan, beberapa startup yang mendapatkan pendanaan besar sekalipun juga mengalami fenomena ini.
Sebetulnya, apa itu fenomena startup bubble burst? Apa saja penyebab dan dampaknya? Lalu, bagaimana seharusnya para talenta digital dan pekerja menghadapinya? Berikut penjelasan lengkapnya untukmu.
Pengertian Startup Bubble
Sebelum kita membahas mengenai fenomena startup bubble yang sedang marak di Indonesia, mari kita lihat terlebih dahulu definisi dari istilah bubble burst yang menjadi asal mula kata fenomena ini.
Dilansir dari Investopedia, bubble atau gelembung merupakan siklus ekonomi yang ditandai dengan peningkatan nilai pasar yang cepat, khususnya pada harga aset.
Inflasi yang cepat ini juga diikuti kontraksi atau penurunan nilai yang cepat. Atau sering dibuat disebut sebagai “crash” atau “kecelakaan” atau yang biasa yang disebut dengan ledakan gelembung atau “bubble burst”.
Umumnya, gelembung ini tercipta dari lonjakan harga aset yang disokong oleh perilaku pasar yang antusias dan bersemangat. Selama terjadinya gelembung ini, aset biasanya diperdagangkan pada harga atau pada kisaran harga yang sangat melebihi nilai intrinsik aset. Artinya, harga tidak selaras dengan dasar aset.
Nah dari situlah istilah bubble burst atau ledakan gelembung pada start up.
Penyebab Startup Bubble
Setidaknya, terdapat empat penyebab utama yang mengakibatkan fenomena ini menurut TechCrunch:
Investor Lebih Selektif dalam Pendanaan
Salah satu penyebab startup bubble adalah investor yang lebih selektif saat menyuntikkan pendanaan. Banyaknya startup yang bermunculan di Indonesia menyebabkan kompetisi antar startup makin ketat dalam meyakinkan investor untuk memberikan pendanaannya.
Nah, saat investor lebih selektif, hal ini membuat startup relatif lebih sulit dalam mendapatkan pendanaan investor. Apalagi, jika ditambah dengan performa startup yang tidak terlalu bagus, maka bisa membuat investor tidak menaruh perhatian pada perusahaan rintisan tersebut. Dengan kata lain, investor beranggapan bahwa terlalu berisiko untuk menanamkan investasi di sana.
Pangsa Pasar yang Turun
Pangsa pasar atau yang biasa disebut dengan market share dalam sebuah perusahaan yang menurun menjadi salah satu penyebab dari fenomena ini. Mengingat saat sebuah layanan atau produk ditawarkan oleh sebuah perusahaan kalah pada persaingan di pasaran, maka performanya tidak dapat memuaskan investor dan stakeholder.
Saat sebuah startup tidak dapat menjual layanan atau produknya, maka perusahaan rintisan tersebut akan kehilangan keuntungan. Akibatnya, market share-nya akan menurun secara signifikan.
Pasar Jenuh
Dilansir dari Investopedia, saturated market atau pasar jenuh merupakan kondisi di mana permintaan (demand) terhadap sebuah produk atau layanan sudah mencapai puncaknya.
Nah, fenomena pasar jenuh ini juga dialami oleh beberapa startup di Indonesia. Hal ini mengakibatkan mereka menjual produk atau layanannya. Tidak hanya itu, pasar juga sensitif terhadap diskon dan promo yang membuat startup dapat kehilangan konsumen apabila tidak menawarkan kedua hal tersebut.
Kondisi Pandemi Makin Baik
Di awal pandemi, banyak startup yang hadir dan menawarkan layanan atau produk sebagai solusi bagi banyak orang. Tentu, dengan tujuan untuk memudahkan aktivitas mereka.
Namun, seiring kondisi pandemi yang membaik, startup-startup tersebut perlahan mengalami kesulitan menjual produknya.
Dampak Startup Bubble
Fenomena Startup Burst ini tentu memiliki dampak yang sangat signifikan. Dampaknya antara lain, munculnya masalah keuangan (cashflow). Maka, tidak heran pengurangan karyawan dilakukan sebagai bentuk solusi dari masalah keuangan tersebut.
Selain itu, PHK juga terjadi dalam waktu yang berdekatan. Fenomena PHK ini juga akan sangat berdampak pada para jobseeker, mengingat penyaringan talenta digital ke depannya jadi lebih ketat. Perusahaan tentu akan lebih selektif dalam memilih karyawan.
Baca Juga : Rahasia JavaScript Terungkap! Kehebatannya dan Tips Optimalisasi Super Praktis
Bagaimana Menghadapi Fenomena Ini?
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fenomena Startup bubble ini dapat menjadi kendala, terutama bagi yang sedang mencari pekerjaan.
Hanya talenta yang berkualitas dan memiliki skill mumpuni yang akan diterima oleh perusahaan. Maka dari itu, yuk persiapkan diri menjadi talenta digital yang berkualitas dengan optimasi skill digital di Gamelab Indonesia.
Dengan berbagai program menarik seperti magang online bersertifikat, kelas industri, akademi belajar, hingga Bootcamp intensif tentu akan membantumu menjadi talenta digital yang berkualitas. Yuk optimasi skill digitalmu bersama Gamelab Indonesia!
Referensi:
https://www.investopedia.com/terms/b/bubble.asp
https://techcrunch.com/2022/06/03/not-just-another-roundup-tech-layoffs/