BERITA CREATIVE, DESAIN & MULTIMEDIA Menjadi Desainer Grafis: Jenis, Skill, Prospek Kerja, hingga Learning Path-nya

Menjadi Desainer Grafis: Jenis, Skill, Prospek Kerja, hingga Learning Path-nya

Oleh Ayu Larasati | Rabu, 7 September 2022

Menjadi Desainer Grafis: Jenis, Skill, Prospek Kerja, hingga Learning Path-nya

Pekerjaan desainer grafis makin populer dan banyak dibutuhkan oleh berbagai perusahaan. Kamu tertarik untuk menjadi desainer grafis? Yuk simak artikel ini sampai selesai!

Yuk, ikuti program inovatif MAGANG ONLINE untuk berbagai bidang seperti animasi, coding, 3D, illustrasi, musik dan bisnis hanya di GAMELAB.ID!

Yuk, belajar di GAMELAB ACADEMY, belajar kapan saja, di mana saja. Kurikulum berbasis industri. Dapatkan SERTIFIKAT ketika kamu sudah selesai!

Daftar Isi Artikel

Kamu tertarik untuk terjun ke dunia desain grafis? Pekerjaan desainer grafis sangat dibutuhkan oleh banyak perusahaan, lho. Beberapa prospek kerjanya juga menawarkan penghasilan yang cukup tinggi.

Di artikel ini, Gamelab akan mengupas secara tuntas mengenai profesi desainer grafis. Baca sampai akhir ya!

Apa Itu Desainer Grafis?

Mengenal Desainer Grafis

Mari kita awali dengan pengertian desainer grafis terlebih dahulu.

Menurut Techopedia, desainer grafis adalah seorang profesional yang bekerja menggunakan gambar visual untuk menyampaikan pesan kepada audiens. Karir desainer grafis umumnya berfokus pada bidang periklanan atau penyajian kumpulan data tertentu kepada audiens yang ditargetkan melalui gambar. Umumnya, desainer grafis bekerja dengan copywriter untuk menuliskan teks terkait. 

Jenis-jenis Desainer Grafis

Secara garis besar desain grafis terbagi menjadi dua yaitu grafis bitmap dan grafis vektor.

  • Grafis Bitmap

Grafis bitmap adalah grafis yang terbentuk dari kumpulan titik/piksel dalam tampilan layar komputer. Jika hasil grafis ini diperbesar, maka piksel/kotak-kotaknya akan terlihat.

Uniknya, grafis bitmap bisa menampilkan sebuah gambar yang lebih terkesan alami. Tipe grafis ini dapat dibuka di berbagai software grafis. Contoh grafis bitmap adalah BMP, JPG, dan PNG.

  • Grafis Vektor

Tipe grafis yang kedua adalah grafis vektor. Grafis ini dihasilkan melalui kalkulasi matematis untuk menentukan ketebalan, komposisi warna, dan posisinya. Berbeda dengan gambar bitmap, vektor tidak akan pecah atau terlihat kotak-kotak saat diperbesar.

Namun, jenis grafis ini tidak dapat dibuka di sembarang aplikasi. File ini hanya dapat dibuka menggunakan software pembuatnya. Contoh grafis vektor adalah EPS, PICT, dan WMF. Biasanya, grafis ini dibuat menggunakan Adobe Illustrator dan CorelDraw.

Di sisi lain, 99designs membagi desain grafis menjadi 8 tipe.

1. Desain Grafis untuk Identitas Visual Sebuah Brand

Jenis desain grafis ini merupakan desain yang paling umum.  Desain akan memberikan identitas visual untuk sebuah brand. Desainer grafis yang memiliki spesialisasi di identitas visual biasanya membuat aset merek yang mencakup tipografi, logo, mascot, palet warna, dan berbagai elemen lain yang mewakili identitas suatu merek.

2. Desain Grafis untuk Antarmuka (User Interface/UI)

Desain Antarmuka (UI) adalah desain visual dari sebuah website, aplikasi desktop, aplikasi seluler, dan game yang menghubungkan sistem dengan pengguna. Desain UI harus menyeimbangkan antara elemen visual dan fungsi teknis untuk menciptakan sebuah sistem dengan tingkat kegunaan yang maksimal.

Dengan kata lain, desain antarmuka adalah proses perancangan yang membuat aplikasi mudah digunakan dan ramah pengguna (user friendly).

3. Desain Grafis untuk Pemasaran dan Periklanan

Desain grafis di bidang pemasaran dan periklanan adalah desain grafis yang dipakai untuk promosi usaha dan kampanye iklan. Desain grafis di bidang ini fokus pada visual yang menarik untuk mengkomunikasikan identitas dari sebuah brand, produk/layanan, kelebihan, ataupun berbagai nilai bisnis lainnya.

Tujuan dari desain grafis ini adalah memberikan pengaruh persuasif dalam rangka mengajak audiens untuk mempertimbangkan sebuah merek, produk, layanan dan bisnis tersebut. Hasil dari desain jenis ini bisa berupa spanduk, banner, pamflet, dan brosur dalam bentuk cetak maupun digital.

4. Desain Grafis untuk Publikasi

Desain grafis di bidang publikasi diterapkan dalam industri publikasi seperti koran, majalah, katalog, dan newsletter baik cetak maupun digital. Umumnya, desainer grafis yang bekerja di bidang ini bekerja dengan editor dan tim publikasi untuk membuat desain visual yang menarik untuk pembaca. Mulai dari tata letak, tipografi, ilustrasi, dan grafik.

5. Desain Grafis untuk Bidang Motion Graphic

Seuai namanya, “motion” berarti gerakan. Secara singkat, motion graphic adalah grafis yang bergerak. Motion grafis merupakan seni desain yang mengombinasikan tipografi, ilustrasi, fotografi, dan videografi memakai teknik animasi bergerak.

Desain grafis bidang ini mencakup animasi, tipografi, audio, video, citra, dan berbagai efek lain yang digunakan di televisi, media online, dan film. Dengan adanya motion graphic, objek jadi lebih menarik dan dinamis.

6. Desain Grafis untuk Kemasan (Packaging)

Seperti yang kita lihat di kehidupan sehari-hari, sebagian besar produk membutuhkan kemasan untuk melindungi dan membuat tampilan menjadi lebih menarik. Di sinilah peran desain kemasan dalam berkomunikasi secara langsung dengan konsumen.

Selain itu, desain kemasan juga bisa dijadikan sebagai alat pemasaran yang menarik. Mengingat packaging atau kemasan menjadi visual terdepan yang terhubung secara langsung dengan konsumen.

Setiap botol, kotak kaleng, tas, wadah atau tabung merupakan representasi dari sebuah merek. Maka dari itu, seorang desainer bertugas untuk membuat desain kemasan semenarik mungkin untuk pemasaran produk.

7. Desain Grafis untuk Environmental

Desain grafis di bidang ini berkaitan dengan hubungan audiens terhadap suatu tempat atau lingkungan tertentu. Tujuannya adalah untuk menciptakan sebuah tempat yang lebih mudah diingat, informatif, mudah ditemukan, dan lebih menarik.

Contoh desain grafis environmental adalah navigasi transportasi umum, rambu-rambu, mural dinding, branding kantor, interior toko ritel, dan ruang acara dan konferensi.

8. Seni dan Ilustrasi untuk Desain Grafis 

Walaupun sepintas sama, seni ilustrasi dan desain grafis sangatlah berbeda. Seniman dan ilustrator bertugas untuk membuat karya seni asli. Sedangkan desainer grafis membuat komposisi untuk berkomunikasi dan memecahkan masalah. 

Seni dan Ilustrasi fokus ke karya seni murni sebagai ekspresi diri. Desain grafis fokus untuk menyampaikan pesan/menyelesaikan masalah.

Ilustrasi di dalam desain grafis digunakan untuk menghias atau menerangkan sebuah informasi dengan bantuan visual agar lebih mudah dicerna oleh audiens. Beberapa ilustrasi yang diaplikasikan ke desain grafis bisa berupa desain kaos, motion grafis, buku komik, infografis, dan gambar stok.

Skill yang Dibutuhkan

Lalu, skill apa saja yang diperlukan untuk menjadi desainer grafis? Berdasarkan jenis-jenis desain grafis yang sudah diuraikan di atas, tentu masing-masing bidang membutuhkan keahlian dan teknis desain tertentu.

Beberapa desainer grafis mungkin hanya memiliki spesialisasi tertentu. Namun, seiring berkembangnya waktu, industri tersebut terus berubah dan mengharuskan seorang desainer dapat beradaptasi dan menambah skill di dalam karir mereka.

Dilansir dari Dribbble.com, berikut adalah beberapa hard skills dan soft skills yang dibutuhkan untuk menjadi seorang desainer grafis.

1. Hard Skills Desainer Grafis

Berikut ini adalah beberapa keterampilan teknis yang diharus dikuasai oleh seorang desainer grafis.

  • Tipografi: sebagai seorang desainer grafis, kamu harus bisa mengatur kata dan huruf dengan cara yang menarik secara visual.
  • Pemilihan font: jenis font dan ukuran memberikan dampak pada tampilan desain dan bagaimana orang-orang memahami pesan yang disampaikan. Jadi, kamu harus bisa memilih font yang tepat untuk setiap proyek.
  • Dapat mengikuti branding guidelines/pedoman merek: setiap perusahaan tentu memiliki aturan tersendiri terhadap branding yang akan disampaikan ke audiens. Maka dari itu, seorang desainer grafis harus bisa mengikuti panduan tersebut dengan cermat.
  • Prinsip desain: desainer grafis juga harus menguasai prinsip-prinsip desain. Mulai dari cara menggunakan white space, warna, hierarki visual, dan berbagai prinsip lainnya untuk membuat desain yang baik dan seimbang.
  • Bisa memilih set warna: desainer grafis juga harus bisa memilih set warna yang cocok untuk setiap proyek. CMYK sangat ideal untuk proyek karya cetak, sedangkan RGB lebih cocok untuk desain digital.
  • Keterampilan fotografi dan pengeditan foto: kamu mungkin harus memasukkan foto ke dalam proyek desain grafis yang sedang kamu kerjakan, jadi penting untuk mengetahui cara mengedit foto atau mengambil foto sendiri dengan kualitas yang bagus.

2. Soft Skills Desainer Grafis

Keterampilan teknis juga perlu didukung dengan soft skills yang mumpuni. Lalu, apa saja soft skills yang harus dikuasai oleh desainer grafis?

  • Keterampilan kolaborasi: Keterampilan kolaborasi bisa memudahkan seorang desainer grafis bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Kolaborator yang baik mampu mendengarkan orang lain, berkomunikasi secara konsisten, dan mau mengakui kesalahan mereka.
  • Kecerdasan emosional: Orang dengan tingkat kecerdasan emosional yang tinggi memiliki kemampuan dalam mengelola emosi mereka. Selain itu, kemampuan ini memungkinkan seorang desainer grafis untuk menyelesaikan konflik dan mengurangi stres pada anggota tim mereka.
  • Keterampilan komunikasi: Kamu harus bisa berkomunikasi secara efektif dengan rekan kerja, klien, ataupun berbagai pihak lainnya. Biasanya, employer potensial selalu mencari desainer grafis yang memiliki keterampilan komunikasi yang kuat yang dapat mengekspresikan ide-ide mereka dengan jelas dan konsisten.
  • Manajemen waktu: Desain grafis adalah profesi yang didorong oleh tenggat waktu. Jadi, kamu harus bisa mengatur waktumu secara efektif.
  • Kreativitas: Kreativitas mengacu pada kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru dan menggunakannya untuk memecahkan masalah atau berkomunikasi dengan orang lain. Desainer grafis yang ideal umumnya sangat kreatif dan inovatif.
  • Storytelling: Keterampilan storytelling sangat membantu bagi desainer grafis yang ditugaskan untuk membangun brand image yang konsisten.

Prospek Kerja/Karier Desainer Grafis

Popularitas bidang desain grafis terus berkembang, begitupun dengan prospek karir di bidang ini. Berikut beberapa prospek karir untukmu yang memiliki keahlian di bidang desain grafis.

  • Creative Director: pekerjaan ini cocok untuk kamu yang kreatif, aktif, dan dinamis. Di pekerjaan ini, kamu bertugas untuk memimpin proses perancangan konten visual yang menarik dan kreatif sesuai keperluan klien.
  • Desainer grafis: kamu juga bisa menjadi seorang desainer grafis, khususnya di bidang branding sebuah brand atau perusahaan.
  • Komikus: profesi ini cocok untuk kamu yang suka menggambar berbagai karakter unik. Apalagi, banyak situs khusus komik untuk mewadahi para komikus berbakat.
  • Desainer UI: pekerjaaan ini berfokus pada bagaimana tampilan dan tata letak bekerja sebagai visual dengan keseluruhan jalur yang sudah dibuat oleh desainer UX.
  • Concept artist: di pekerjaan ini, kamu harus dapat memberikan sketsa mengenai karakter dan lingkungan tertentu sesuai dengan brief dari klien.
  • Art director: orang yang berada di pekerjaan ini bertugas untuk membuat gaya visual dan konten secara menyeluruh pada kemasan produk, koran, majalah, hingga produksi series atau film.
  • Ilustrator: kamu bisa menciptakan desain dan gambar untuk buku hingga membuat karya yang bisa mendukung penyampaian storytelling.
  • Desainer logo: pekerjaan ini mengharuskan kamu untuk membuat logo yang berkualitas dan sesuai dengan brand identity bisnis.
  • Desainer web: pekerjaan ini mengharuskanmu membuat desain website yang mempunyai visual menarik dan mudah digunakan oleh konsumen.
Baca Juga : Mengenal Tugas Ilustrator dan Desainer Grafis

Learning Path Menjadi Seorang Desainer Grafis Profesional

Mungkin kamu bertanya-tanya mengenai jurusan desain grafis yang perlu kamu tempuh untuk menjadi seorang desainer grafis. Nah, apabila kamu ingin berkarier di bidang ini, maka jurusan yang bisa kamu ambil adalah Multimedia ataupun Desain Komunikasi Visual.

Walau begitu, apakah untuk menjadi desainer grafis harus melalui pendidikan formal terlebih dahulu? Tentu saja tidak. Kamu juga bisa belajar via learning path (jalur belajar) Fullstack Designer yang sudah disediakan oleh Gamelab Indonesia.

Dengan jalur belajar ini, kamu bisa belajar secara lengkap untuk mengoptimalkan skill desain secara utuh dari A sampai dengan Z. Kamu akan belajar mulai dari desain grafis, ilustrasi, UI/UX aplikasi, komik digital, dan pembuatan aset game 2D.

Berikut skill yang dipelajari di jalur belajar ini:

  • Pengoperasian CorelDraw untuk menjadi perancang grafis
  • Pengoperasian CorelDraw untuk menjadi seniman digital
  • Desain UI/UX dan Prototype aplikasi
  • Aset Game 2D

Tertarik untuk menempuh learning path Gamelab untuk menjadi seorang full stack designer? Klik di sini untuk mulai belajar bersama Gamelab!


Referensi:

  • Graphic Design Skills: A List of the Necessary Skills to Become a Graphic Designer [1]
  • 7 Types of Graphic Design to Consider for Your Creative Career [2]
  • The 8 types of graphic design you need to know [3]
  • What Does a Graphic Designer Do? [4]
  • Graphic Designer [5]
  • Top 15 Graphic Design Skills to Get You Hired [6] 
  • Art vs. Graphic Design [7] 
  • Kerap Dianggap Sama, Begini Perbedaan Desainer Grafis dan Ilustrator [8]

Ayu Larasati

Ayu Larasati

Rabu, 7 September 2022

ARTIKEL TERKAIT

Magang lebih mudah dan bisa dilakukan dari mana saja dengan Program Magang Online Gamelab. Magang Bersertifikat, plus Pelatihan!

DAFTAR MAGANG

ARTIKEL POPULER

KATEGORI