Ada banyak istilah dalam dunia kerja yang harus kamu pahami dengan baik. Dengan demikian, kamu bisa lebih mengerti ketika mendengar istilah tersebut. Salah satu istilah dalam dunia kerja yang harus kamu ketahui adalah quiet firing. Istilah ini sedang ramai diperbincangkan banyak orang. Yuk, cari tahu di bawah ini.
Apa Itu Quiet Firing
Salah satu platform yang mempertemukan antara pencari kerja dan pemberi kerja telah melakukan survei terkait quiet firing ini. Setidaknya, terdapat 20.084 respons yang didapatkan dari survei tersebut. Menariknya, 35% responden mengaku pernah mengalaminya. Sedangkan 48% mengaku pernah melihat fenomena quiet firing.
Lalu, apa sebenarnya quiet firing sehingga banyak karyawan atau pekerja yang mengaku mengalami atau melihatnya. Secara singkat, quiet firing adalah tindakan pihak atasan perusahaan dalam memperlakukan staf atau karyawan yang tidak semestinya.
Ketidaksesuaian ini tidak disampaikan atau dijelaskan secara terang-terangan pada karyawan. Sebaliknya, atasan justru melakukan silent treatment (perlakukan diam-diam) untuk membuat karyawan jenuh hingga akhirnya karyawan tersebut keluar atau mengundurkan diri (resign).
Misalnya, atasan tidak memberikan feedback, tidak memberikan kesempatan promosi walau sudah bekerja bertahun-tahun, tidak menganggap kehadirannya ada dan lain sebagainya. Tindakan-tindakan atau treatment ini membuktikan bahwa sebenarnya perusahaan tidak menginginkan keberadaan karyawan tersebut.
Sehingga dilakukanlah berbagai hal yang akan membuat karyawan akhirnya resign atau mengundurkan diri. Jadi, sebenarnya quiet firing itu menghentikan paksa karyawan, tapi dengan cara yang lebih halus.
Apa Tujuan Perusahaan Melakukan Quiet Firing?
Seperti yang sudah disinggung di atas, bahwa quiet firing dilakukan oleh perusahaan terhadap karyawan agar bisa segera resign tanpa harus di-PHK (Putus Hubungan Kerja). Kenapa perusahaan melakukan itu? Padahal bisa saja perusahaan melakukan PHK.
Ada satu hal yang harus kamu pahami. Ketika perusahaan melakukan PHK terhadap karyawan, maka perusahaan memiliki kewajiban untuk memberikan pesangon sesuai dengan peraturan yang ada. Sedangkan ketika perusahaan melakukan quiet firing, maka perusahaan tidak memiliki kewajiban atau tanggungan untuk memberikan pesangon.
Bisa disimpulkan bahwa quiet firing dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk menghindari pemberian pesangon bagi karyawannya yang telah dikeluarkan dari perusahaan. Quiet firing sendiri bisa dilakukan oleh perusahaan kecil atau bahkan besar.
Tanda Kamu Terkena Quiet Firing
Setiap yang dilakukan oleh atasan atau perusahaan terhadap kamu, maka kamu bisa merasakannya. Begitu juga ketika perusahaan melakukan quiet firing, kamu harus segera memahaminya bahwa perusahaan sedang melakukan quiet firing terhadap kamu dengan berbagai alasan tertentu.
Lalu, apa saja tanda atau ciri-ciri bahwa perusahaan sedang melakukan quiet firing ke kamu? Setidaknya ada 5 hal yang perusahaan lakukan:
1. Atasan tidak lagi memberikan feedback yang membangun atas semua kinerja yang kamu lakukan. Kamu tidak akan mendapatkan apresiasi apa pun walau kinerja kamu bagus.
2. Beban kerja semakin banyak dan bahkan masuk kategori tidak masuk akal. Ini karena perusahaan sebenarnya tidak lagi menginginkan kehadiran karyawan atau kamu yang sedang mengalami quiet firing. Sehingga pekerjaan di luar job desk pun akan diberikan pada kamu.
3. Kamu tidak akan memiliki kesempatan untuk berkomunikasi secara langsung atau face to face pada atasan segera.
4. Kesempatan yang seharusnya kamu dapatkan untuk mengerjakan proyek yang sesuai dengan bidang kamu, justru diberikan ke orang lain. Jika kamu merasa seperti tidak dianggap, maka kamu harus memahami bahwa saat ini perusahaan sedang melakukan quiet firing.
5. Walau sudah bekerja lama dengan kinerja bagus, kamu tidak mendapatkan kenaikan gaji atau promosi jabatan. Padahal kinerja kamu sangat bagus, tapi perusahaan tidak akan menaikkan gaji atau mempromosikan kamu.
Solusi Menghentikan Quiet Firing
Sekali lagi jika quiet firing sangat mungkin dilakukan oleh perusahaan atau atasan terhadap karyawannya. Ini dilakukan dengan berbagai alasan seperti atasan lebih menyukai orang lain atau skills kamu tidak mengalami perkembangan signifikan.
Quiet firing dapat dihindari jika atasan, leader, pimpinan, ketua divisi atau manajer memiliki setidaknya dua skills. Yaitu skill komunikasi dan leadership. Komunikasi yang baik akan memunculkan atau menghasilkan dialog yang sehat antara atasan dan karyawan.
Sebaliknya, jika tidak memiliki dua skills tersebut, atasan hanya bisa melakukan tindakan mendiamkan karyawan tanpa ada kepastian. Padahal sebenarnya, pihak atasan bisa menyampaikan dengan baik bahwa kinerja kamu buruk atau tidak memenuhi standar perusahaan.
Apa yang Harus Kamu Lakukan Jika Terkena Quiet Firing?
Mungkin ada di antara kamu yang pernah merasa didiamkan hingga kamu berpikir telah melakukan kesalahan. Padahal kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik, benar dan sesuai SOP yang berlaku. Tapi, pihak atasan tidak memberikan apresiasi apapun, justru mendiamkan kamu.
Tapi, jika kamu mengalami quiet firing, apa yang harus dilakukan? Kamu bisa mengikuti tips berikut ini:
1. Buktikan pada atasan bahwa performa atau kinerja kamu sangat baik. Kamu bisa buktikan dengan selalu mencatat target yang sudah kamu raih sesuai KPI (Key Performance Indicator) dari perusahaan.
2. Buatlah janji dengan pihak atasan agar dilakukan dialog atau diskusi tentang semua hal yang sedang kamu rasakan. Dengan demikian, atasan akan lebih terbuka dan kamu pun bisa bertanya atau meluapkan segala hal yang kamu rasakan.
3. Jika atasan kamu menolak keinginan kamu untuk berkomunikasi, maka kamu bisa menyampaikan pada pihak HRD (Human Resource Development) atau manajer sesuai dengan divisi kamu bekerja.
4. Namun, saat kamu sudah melakukan ketiga hal di atas tetapi quiet firing masih kamu rasakan dan kamu juga sudah tidak bisa menahannya lagi, maka solusinya adalah kamu resign atau mengundurkan diri.
Hanya saja, di sini kamu pun harus memiliki rencana yang baik. Jika perusahaan kamu memiliki aturan one month notice atau pemberitahuan sebulan sebelum resign, maka sebaiknya kamu cari peluang baru di tempat lain terlebih dahulu. Ini kamu lakukan sambil menunggu approval atau persetujuan resign.
Begitu juga ketika tidak ada aturan one month notice yang artinya kamu bisa segera keluar setelah mengundurkan diri, maka selagi kamu mempertimbangkan untuk resign atau tidak, sebaiknya kamu sudah melamar ke beberapa perusahan lain dengan posisi sesuai keinginan.
Hal yang harus kamu perhatikan adalah bahwa jika perusahaan kamu tidak bisa menghargai kinerja yang kamu lakukan, maka setidaknya kamu sendiri dapat menghargai diri kamu. Caranya adalah dengan menemukan tempat kerja yang tepat.
5. Jika kamu sudah tidak bisa bertahan lagi, solusinya adalah dengan resign. Memang benar, ketika kamu resign maka kamu tidak akan mendapatkan pesangon layaknya ketika kamu terkena PHK.
Perusahaan pun akan merasa senang karena kamu akhirnya resign, seperti yang mereka inginkan. Hanya saja, di sini kamu harus mementingkan diri kamu sendiri, terutama kesehatan mental. Oleh sebab itu, tidak masalah jika akhirnya kamu memilih resign selama kesehatan mental kamu bisa lebih baik.
Baca Juga : Mengintip Dunia Programmer, Apa yang Tidak Dikatakan di Kampus!
Penutup
Sekarang kamu sudah memahami apa itu quiet firing, tanda-tandanya dan solusi yang harus kamu lakukan. Di sini, sebenarnya kamu tidak perlu khawatir ketika harus memutuskan resign jika memang kamu sudah tidak bisa bertahan lagi.
Tapi satu hal yang harus kamu perhatikan adalah tidak ada perusahaan yang ingin karyawannya keluar jika karyawan tersebut memiliki keterampilan yang dibutuhkan perusahaan. Begitu juga sebaliknya, dengan keterampilan yang mumpuni, kamu tidak perlu khawatir jika harus memutuskan resign.
Oleh sebab itu, tingkatkan skills kamu hingga di atas rata-rata. Dengan demikian, kamu tidak akan diremehkan oleh siapa pun, termasuk atasan. Jika pun akhirnya kamu terkena quiet firing, banyak perusahaan lain yang membutuhkan kamu. Ini bisa terjadi ketika skills kamu memang mumpuni.
Jadi, yuk optimasi skills terlebih dahulu di GAMELAB.ID dengan ikut Kelas Magang atau Kelas Akademi untuk meningkatkan potensi dan keterampilan kamu. Jangan lupa juga untuk memanfaatkan promo dan diskon yang sedang berlaku agar lebih hemat. Info lebih lanjut tentang Kelas Akademi dan promo, silakan klik di sini ya.