Untuk seorang Software Tester atau Software Quality Assurance bertugas mempersiapkan kasus pengujian untuk setiap case dan skenarionya untuk menyelesaikan aktivitas persyaratan suatu sistem. Pengujian dilakukan guna menghasilkan produk yang berkualitas dan menghindari adanya bug maupun eror yang kemungkinan muncul.
Saat menjalani testing kemungkinan akan menemukan banyak kasus uji yang mewakili situasi, baik yang normal maupun kejadian tertentu yang harus disiapkan untuk masing - masing skenario yang akan muncul nantinya.
Maka dalam proses testing ini ada tahapan wajib yang harus dilakukan oleh Software Tester. Berikut adalah testing wajib bagi Software tester, di antaranya yaitu :
1. Performance Testing
Performance tacting adalah integration dan usability test yang menentukan sebuah sistem atau subsystem dapat berjalan dengan baik dan juga memenuhi kriteria kinerja berbasis waktu seperti Response Time atau Throughput. Response time ini menentukan batas waktu maksimum yang diijinkan dari respon software untuk query dan update. Troughput menentukan jumlah minimum query dan transaksi yang harus diproses permenitnya ataupen perjamnya.
2. System Testing
System testing adalah integration test dari behavior seluruh sistem atau independent subsystem. Sistem testing ini biasanya dilakukan pertama kali oleh pengembang/ personil/ penguji untuk memastikan bahwa keseluruhan sistem tidak berfungsi dan bahwa sistem telah memenuhi persyaratan pengguna ( user requrent ). System testing juga biasanya dilakukan di akhir setiap iterasi untuk mengidentifikasi isu – isu penting, seperti masalah performance yang perlu ditangani di iterasi berikutnya. Biasanya test ini harus dilakukan sesering mungkin.
3. Unit Testing
Unit Tesing adalah metode pengujian individual, class, atau komponen sebelum mereka terintergrasi dengan perangkat lunak lainnya. Yang bertujuan untuk mengidentikasi dan memperbaiki kesalahan sebanyak mungkin sebelum modul-modul digambungkan menjadi unit perangkat lunak yang lebih besar seperti proram, class dan subsistem.
4. Integration Testing
Tahap ini berfungsi untuk mengevaluasi behaviordr kelompok method atau class. Yang bertujuan dari intergration test ini adalah untuk mengidentifikasi kesalahan yang tidak dapat dideteksi oleh unit testing.
5. Usability Testing
Usability Testing ini merupakan test untuk menentukan apakah method, class, subsistem atau sistem telah memenuhi persyaratan sistem pengguna. Oleh karena itu banyaknya tipe persyaratan sistem baik fungsional maupun non fungsional, maka banyak dari tahapan ini yang harus dilakukan diwaktu ynag berbeda, yang umumnya mengevaluasi persyaratan fungsional dan kualitas dari user interface.
6. Smoke Testing
Smoke testing merupakan system test yang biasanya dilakukan di setiap hari atau beberapa kali per minggu. Build and smoke test sangat penting karena menyediakan feedback yang cepat dalam masalah yang signifikan.
7. Stress Testing
Stress Testing adalah pengujian yang biasanya yang dilakukan dalam membuat sebuah website, dimana stress testing dilakukan untuk mengetahui sekuat apa server website akan menampung vistor dalam website tersebut, dengan cara melakukan hit dummy wibsite dengan menggunakan tools.
Baca Juga : Pentingnya Quality Assurance Dalam Siklus Pembuatan Game
8. User Acceptance Test ( UAT )
Tahap ini digunakan untuk menentukan apakah sistem yang dikembangkan telah memenuhi kebutuhan pengguna. Dalam beberapa proyek, acceptance testing dilakukan pada putaran terakhir proses pengujin yaitu sebelum sisitem diserahkan kepada user.
Itulah Beberapa Jenis Testing Wajib Seorang Software Tester / Software QA yang harus dijalani oleh seorang SQA. Untuk mendapatkan produk yang sesuai dengan kriteria yang di inginkan dan menghasilkanproduk yang lebih berkualitas.
Sumber :
- https://www.kompasiana.com/toghr9896/5b67f796caf7db26250adff6/8-jenis-testing-wajib-seorang-software-tester-sqa?page=2
- https://www.smktarunabangsa.sch.id/artikel/detail/macammacam-pengujian-sistem-bagi-quality-assurance-