Dalam lingkungan kerja professional, kamu akan bertemu dengan rekan kerja yang latar belakangnya berbeda. Salah satunya adalah, perbedaan generasi atau biasa disebut dengan generation gap. Adanya fenomena tersebut terkadang menjadi tantangan tersendiri di lingkungan kerja. Lantas, bagaimana caranya untuk menyikapi generation gap? Yuk, simak lebih lanjut dalam artikel ini.
Mengenal Generation Gap
Pengenalan terhadap konsep generation gap ini merupakan kunci utama buat kamu yang sekarang menjadi fresh graduate. Mengapa? Karena, generation gap merujuk pada perbedaan persepsi, nilai, dan preferensi antara generasi yang berbeda, serta menciptakan tantangan komunikasi dan pemahaman di berbagai lapisan kehidupan.
Apa Itu Generation Gap?
Kesenjangan generasi atau generation gap, umumnya dianggap sebagai perbedaan antara generasi yang menyebabkan berbagai konflik. Oleh karena itu, seperti menciptakan sebuah "kesenjangan" atau "gap".
Permasalahan yang terjadi ini bisa menimbulkan sejumlah dampak negatif. Misalnya, miskomunikasi atau ketidakpahaman antar karyawan. Meski dampak-dampak tersebut terdengar sepele, namun jika dibiarkan bisa masalah yang lebih serius dan mengganggu kualitas kerja karyawan.
Akibat Tidak Memahami Generation Gap
Apabila fresh graduate tidak mampu memahami setiap generasi ini tentunya akan memberikan hal buruk. Terutama dalam konteks pekerjaan dan interaksi sosial. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin timbul:
Kurangnya Pemahaman terhadap Nilai dan Norma
Fresh graduate mungkin tidak sepenuhnya memahami nilai-nilai, norma-norma, dan harapan yang diterapkan oleh generasi yang lebih tua di tempat kerja. Ini dapat memengaruhi hubungan kerja dan kemungkinan naiknya dalam karier.
Kurangnya Keterampilan Manajemen Konflik Generasi
Dalam situasi konflik yang melibatkan perbedaan generasi, fresh graduate mungkin kesulitan menangani atau menyelesaikan konflik dengan baik. Kemampuan untuk memahami dan menyeimbangkan perspektif dari berbagai generasi merupakan keterampilan yang penting di lingkungan kerja.
Tidak Maksimalnya Potensi Kolaboratif
Generation gap yang tidak dipahami dapat menghambat potensi kolaboratif antar generasi. Kolaborasi yang baik antar generasi dapat membawa manfaat berupa pertukaran pengetahuan dan keterampilan yang berbeda.
Karakteristik Setiap Generasi di Perusahaan
Maka agar kesenjangan generasi di tempat kerja dapat diminimalkan. Langkah pertama yang perlu diambil adalah memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan kesenjangan generasi, serta faktor-faktor yang menjadi penyebabnya.
Pendekatan terbaik untuk mencegah kesenjangan generasi di tempat kerja adalah dengan memahami setiap generasi karyawan yang ada di perusahaan. Saat ini, setidaknya terdapat empat kelompok generasi yang berbeda yang telah memasuki dunia kerja. Kelima generasi tersebut adalah:
- Baby boomers (Lahir tahun 1946-1964)
- Generation X (Lahir tahun 1965-1980)
- Generation Y atau milenial (Lahir tahun 1981-1996)
- Generation Z (Lahir tahun 1997-2015)
Tentunya setiap keempat generasi tersebut memiliki karakter yang berbeda. Maka cara terbaiknya adalah dengan memahami karakteristik, nilai, dan preferensi masing-masing generasi ini. Berikut kelebihan dan kekurangan setiap generasi:
Baby Boomers
Baby boomers memiliki keunggulan sebagai pekerja yang berdedikasi dan tim player yang baik. Mereka cenderung setia dan memiliki peran yang signifikan di tempat kerja, sering menjadi mentor yang efektif. Namun, kelemahan mereka terletak pada resistensi terhadap perubahan, ketidakpahaman terhadap teknologi modern, dan kecenderungan yang tinggi untuk bersaing demi pengakuan dan penghargaan.
Generation X
Generasi X diakui sebagai pemimpin yang efektif dan manajer terkemuka dengan keseimbangan baik antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Meskipun memberikan kontribusi positif pada peningkatan pendapatan perusahaan, mereka seringkali tidak sependapat dengan manajemen senior dan bersikap kritis terhadap kebijakan perusahaan.
Generation Y atau Millenials
Generasi Y dikenal karena mandiri, peduli terhadap etika, dan fleksibel dalam pekerjaan mereka. Meski memiliki kemampuan mencari informasi sendiri, mereka cenderung kurang tertarik pada kerjasama tim, memiliki etos kerja yang kurang, dan kurang bersabar terhadap perkembangan karir.
Generation Z
Generasi Z menonjol dalam penguasaan teknologi dan kemampuan adaptasi yang cepat. Mereka kompetitif, memiliki jiwa wirausaha, dan mampu melakukan banyak tugas sekaligus. Namun, mereka lebih suka pendekatan realistis dan selalu bergantung pada teknologi untuk pemecahan masalah.
Baca Juga : Job Platform GAMELAB.ID: Langkah Awal Menuju Pekerjaan Impianmu!
Cara Menyikapi Generation Gap
Dalam menghadapi fenomena generation gap, penting bagi kamu untuk memahami bahwa perbedaan dalam cara berpikir, nilai, dan preferensi di antara berbagai generasi adalah hal yang alami. Maka dengan kesadaran akan perbedaan generasi, ini akan membantu kamu untuk menjalin hubungan yang lebih baik dan bermanfaat. Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu untuk menyikapi generation gap dengan bijak:
Berkomunikasi yang Baik
Buat kamu yang fresh graduate, tidak ada salahnya buat lebih proaktif dalam buka-bukaan komunikasi dengan atasan atau rekan kerja. Meskipun atasan atau rekan kerja mungkin lebih senior dengan karakter yang berbeda, bukan berarti kamu harus kaku terus menerus. Kamu bisa ajak bicara mereka dengan gaya yang lebih santai tapi tetap sopan.
Inisiatif Melontarkan Ide
Fresh graduate biasanya punya reputasi sebagai generasi yang kreatif, analitis, berani, dan suka kolaborasi. Dari situ, semestinya kamu bisa manfaatkan betul-betul untuk melontarkan ide-ide out of the box.
Dengan begitu, akan mengantarka kamu menjadi pekerja yang terpandang dan mampu produktif, sehingga dapat memajukan perusahaan. Jadi, jangan takut untuk melempar ide-ide segar yang bisa bantu produktivitas tim.
Maanfaatkan Teknologi Sebaik Mungkin
Generasi muda saat ini tentunya sudah akrab dengan teknologi informasi, karena sejak kecil telah tumbuh di era pesatnya teknologi digital. Menariknya, kini sudah banyak perusahaan yang benar-benar mendukung teknologi untuk pekerjanya. Aplikasi-aplikasi tersebut bisa meliputi dari Zoom, Google Meet, Skype, dan lain-lain.
Jadi, agar produktivitas tetap terjaga, penting juga buat kamu berkomitmen untuk memaksimalkan dukungan teknologi, terutama kalau sedang bekerja dari jarak jauh atau work from home. Misalnya, seperti kerja remote, pastikan juga kamu tetap mengikuti rapat online serta proaktif agar terciptanya komunikasi dua arah.
Disiplin dan Fleksibel
Sebagian besar perusahaan saat ini sudah menyadari kebutuhan apa yang diinginkan oleh fresh graduate agar proses kerja berjalan sesuai harapan. Salah satu hal yang banyak diinginkan oleh fresh graduate adalah fleksibilitas dalam bekerja. Oleh karena itu, perusahaan yang menyediakan fasilitas seperti remote working atau work from home menjadi pilihan yang diminati oleh banyak fresh graduate.
Maka jika saat ini kamu bekerja di perusahaan dengan tingkat fleksibilitas seperti itu, penting untuk tetap menjaga disiplin dan komitmen. Hal ini dapat menjadi salah satu strategi untuk mengatasi perbedaan generasi.
Misalnya, saat mendapat kesempatan untuk bekerja dari jarak jauh, pastikan kamu tetap mampu mencapai target-target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Sehingga hasil kerja tetap terjaga meskipun berada di luar kantor secara fisik.
Aktif Terlibat Misi Sosial Perusahaan
Hal ini bisa dimulai dari nilai-nilai sosial apa saja yang dijunjung tinggi oleh perusahaan. Bagi fresh graduate, yang menganggap penting atas nilai-nilai yang sudah diusung, tentunya jangan ragu untuk mengambil peran aktif dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan.
Lalu, terlibat dalam kegiatan sosial perusahaan bisa menjadi salah satu cara yang mudah untuk itu. Dengan demikian, pekerjaan yang dijalani dapat menjadi lebih bermakna dan memotivasi.
Meminta Feedback
Setelah melakukan banyak pekerjaan, meminta umpan balik atau feedback kepada atasan atau rekan kerja adalah langkah yang tepat. Adanya feedback dapat membantu kamu untuk terus bertumbuh, berkembang, dan memahami kehendak yang diinginkan atasan atau rekan kerjamu.
Salah satu upaya yang bisa kamu lakukan sekarang adalah harus berani mencoba. Alih-alih takut menghadapi situasi seperti itu, sebaiknya kamu memanfaatkannya. Gunakan tips yang sudah disajikan di atas, dan kamu akan melihat perbaikan yang signifikan.
Jika saat ini kamu sedang mencari tempat magang yang berkecimpung di bidang teknologi, industri kreatif, dan bisnis manajemen, kamu bisa memilih Gamelab Indonesia sebagai perusahaan tempatmu magang.
Program Magang/PKL di Gamelab Indonesia akan membantumu menguasai keterampilan di bidang yang telah disebutkan, sehingga kamu semakin siap menghadapi dunia kerja. Yuk, daftar magang ke Gamelab Indonesia.
Sumber Referensi
- Dion. (2020). "6 Cara Mengatasi Generation Gap di Tempat Kerja Untuk Pekerja Muda". Avrist Assurance.
- Tim Eisenhauer. (2023). "How to Manage Generational Gaps in the Workplace: A Guide". Axero.
- Half, R. (2022). "Motivating your team: 25 ways to increase employee engagement". Robert Half.
- The Strengths and Weaknesses of Every Generation in your Workforce. (2022). Diakses pada 29 November 2020 dari getsmarter.