Dalam era digital yang terus berkembang, pengembangan perangkat lunak menjadi lebih kompleks. Untuk membantu memudahkan proses ini, penggunaan framework telah menjadi suatu keharusan. Pada artikel ini, kita akan membahas secara komprehensif tentang apa itu framework, fungsi-fungsinya, cara kerjanya, serta memberikan beberapa contoh framework yang umum digunakan.
Apa Itu Framework?
Framework adalah kerangka kerja yang menyediakan struktur dan panduan bagi pengembang perangkat lunak dalam membangun dan mengembangkan aplikasi. Sebuah framework biasanya terdiri dari aturan, konsep, dan alat-alat yang membantu menyederhanakan pengembangan perangkat lunak. Berikut elemen-elemen kunci dari framework:
Library yang Telah Dibangun Sebelumnya
Framework sering kali menggabungkan berbagai library atau perpustakaan yang telah dibangun sebelumnya untuk menangani tugas-tugas umum. Ini mencakup segala hal, mulai dari interaksi dengan database hingga manajemen tampilan pengguna. Maka dengan memanfaatkan library ini, pengembang dapat menghemat waktu dan upaya, menghindari penulisan ulang kode, dan lebih fokus pada aspek-aspek unik dari proyek mereka.
Struktur Organisasi yang Ditentukan
Suatu framework menyediakan panduan mengenai struktur dan organisasi kode. Ini mencakup pembagian logis antara berbagai komponen, seperti model, view, dan controller, yang membantu menciptakan arsitektur perangkat lunak agar terorganisir secara baik. Dengan begitu, nantinya pengembang dapat memahami dan mengelola proyek menjadi lebih efisien.
Standar yang Diterapkan
Framework menetapkan standar dan pedoman yang harus diikuti oleh pengembang. Oleh karena itu, kode yang dihasilkan menjadi konsisten dalam gaya dan penulisan. Terlebih, melalui keseragaman ini akan mempermudah kolaborasi di antara anggota tim pengembangan, serta membantu dalam pemeliharaan jangka panjang dan skala proyek.
Fungsi Framework
Selanjutnya kita akan membahas secara mendalam fungsi-fungsi framework yang membantu membentuk perangkat lunak modern. Mulai dari peningkatan produktivitas hingga pemecahan masalah. Sebab framework memainkan peran kritis dalam mengatasi tantangan pengembangan perangkat lunak. Mari kita telusuri bersama bagaimana fungsi-fungsi ini membentuk paradigma pengembangan perangkat lunak yang efisien dan terstruktur:
Peningkatan Produktivitas
Framework menyediakan alat dan konsep terstandar yang dapat digunakan oleh pengembang untuk mempercepat proses pengembangan. Dengan menghilangkan kebutuhan untuk menulis ulang kode untuk tugas-tugas umum, pengembang dapat fokus pada aspek khusus dari proyek, meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.
Keseragaman Kode
Framework menetapkan aturan dan pedoman untuk gaya penulisan kode, struktur folder, dan konvensi penamaan. Hal ini membantu memastikan bahwa seluruh tim pengembangan menghasilkan kode yang konsisten, memudahkan pemahaman dan kolaborasi.
Keamanan yang Ditingkatkan
Banyak framework menyertakan fitur keamanan bawaan untuk melindungi aplikasi dari ancaman umum, seperti serangan SQL injection atau cross-site scripting. Fungsi ini membantu pengembang mengimplementasikan praktik keamanan tanpa harus merinci setiap langkah secara manual.
Struktur Organisasi yang Jelas
Framework menyediakan struktur organisasi, seperti model view controller (MVC) atau paradigma desain lainnya, yang membantu pengembang memisahkan dan mengorganisir logika bisnis, tampilan, dan pemrosesan data. Ini membuat proyek lebih mudah dimengerti dan dielola.
Pemecahan Masalah Umum
Framework menyediakan solusi siap pakai untuk masalah-masalah umum dalam pengembangan perangkat lunak. Penggunaan komponen-komponen yang sudah ada membantu mengurangi jumlah kode yang harus ditulis oleh pengembang dan mempercepat pengembangan aplikasi.
Contoh Framework
Setelah memahami peran penting fungsi-fungsi dalam sebuah framework, saatnya kita menjelajahi dunia nyata melalui contoh-contoh framework yang memberikan pencerahan. Pada intinya, framework tidak hanya menjadi alat teknis saja, melainkan panduan yang membimbing pengembang menuju pencapaian tujuan mereka dengan efektivitas dan kejelasan. Berikut contoh-contohnya:
Laravel (PHP)
Laravel adalah framework PHP yang populer dan powerful untuk pengembangan web. Salah satu fitur utamanya adalah Eloquent ORM, yang memudahkan pengaksesan dan manipulasi basis data. Laravel juga menyediakan Blade, sebuah mesin templating yang memungkinkan pengembang membuat tampilan dengan cara yang bersih dan ekspresif.
React (JavaScript)
React adalah framework JavaScript yang fokus pada pengembangan antarmuka pengguna (UI). React menggunakan konsep komponen, yang di mana UI dibangun dari komponen-komponen kecil yang dapat digunakan kembali. Sementara, virtual DOM, sebuah representasi virtual dari DOM aktual, yang bertujuan untuk membantu meningkatkan efisiensi dan kinerja aplikasi dengan meminimalkan perubahan langsung pada DOM.
Django (Python)
Django adalah framework Python yang dirancang untuk memudahkan pengembangan aplikasi web kompleks. Salah satu fitur terkenalnya adalah ORM bawaan yang dapat terhubung ke berbagai jenis basis data. Django juga menyediakan modul-admin yang mempermudah pembuatan antarmuka administratif.
Ruby on Rails (Ruby)
Ruby on Rails, atau Rails, adalah framework Ruby yang mengikuti prinsip konvensi daripada konfigurasi. Rails menyediakan kerangka kerja untuk mengatasi tugas-tugas umum dalam pengembangan web, seperti routing, pemodelan data, dan pengelolaan sesi pengguna.
Spring Framework (Java)
Spring Framework adalah framework Java yang luas dan modular, terutama digunakan untuk pengembangan aplikasi enterprise. Spring menyediakan berbagai fitur, termasuk Dependency Injection (DI) yang memudahkan manajemen ketergantungan antara komponen-komponen, dan Spring MVC yang digunakan untuk pengembangan aplikasi web.
Baca Juga : Apa Itu Vue JS?
Cara Kerja Framework
Cara kerja framework dalam pengembangan perangkat lunak mencakup serangkaian langkah dan proses yang dirancang untuk menyederhanakan dan mempercepat pembangunan aplikasi. Maka untuk memahami secara mendalam, mari kita eksplorasi langkah-langkah dan komponen utama dalam cara kerjanya:
Inisialisasi
Proses dimulai dengan inisialisasi proyek, di mana konfigurasi awal dan persiapan proyek dilakukan. Ini termasuk pengaturan parameter aplikasi, menghubungkan dengan database, dan menentukan opsi konfigurasi lainnya. Langkah ini membantu dalam mengonfigurasi proyek sesuai kebutuhan dan mempersiapkan kerangka kerja untuk tahap pengembangan berikutnya.
Routing
Routing adalah mekanisme yang menentukan bagaimana aplikasi menanggapi permintaan HTTP dari pengguna. Dalam framework, aturan routing ditentukan untuk mengarahkan permintaan ke kontroler atau fungsi yang sesuai. Ini memungkinkan pengembang untuk menetapkan aksi spesifik yang harus diambil ketika suatu URL tertentu diakses.
Controller/Handler
Kontroler atau handler adalah bagian dari framework yang bertanggung jawab untuk menangani logika bisnis aplikasi. Ketika permintaan dikirimkan ke kontroler, kontroler ini akan memproses data yang diterima, memanggil model jika diperlukan, dan merespons dengan menghasilkan tampilan atau data yang sesuai. Kontroler memberikan arahan ke bagian lain dalam aplikasi.
Model
Model merupakan komponen yang menangani pemrosesan dan manipulasi data. Ini seringkali melibatkan interaksi dengan database, ekstraksi dan manipulasi data, serta menyediakan antarmuka untuk kontroler untuk mengakses dan mengelola data. Model memisahkan logika bisnis dari presentasi dan membantu menciptakan struktur data yang terorganisir.
View
View menangani presentasi data kepada pengguna. Ini mencakup hal-hal seperti pembentukan halaman HTML atau tampilan yang diperlukan untuk merender data. View menerima instruksi dari kontroler untuk menampilkan data dalam format yang sesuai dan mengirimkannya kembali kepada pengguna.
Middleware
Middleware adalah lapisan tambahan yang seringkali terlibat dalam cara kerja framework. Middleware dapat melakukan berbagai tugas seperti validasi permintaan, penanganan otentikasi, atau pengaturan session. Ini memberikan fleksibilitas tambahan dan memungkinkan pengembang menyuntikkan fungsi-fungsi tambahan ke dalam alur kerja aplikasi.
Integrasi dengan Database
Framework biasanya menyediakan abstraksi tingkat tinggi untuk interaksi dengan database. Jadi ini memungkinkan pengembang untuk berinteraksi dengan database guna menggunakan operasi-operasi tingkat tinggi tanpa harus terlibat langsung dengan perintah SQL. Maka integrasi ini akan memudahkan pemeliharaan dan pengelolaan data dalam aplikasi.
Routing Kembali ke Pengguna
Setelah proses di atas selesai, hasil yang dihasilkan oleh aplikasi, seperti halaman HTML atau data JSON, dikirimkan kembali ke pengguna yang membuat permintaan awal. Dengan demikian, inilah tahap terakhir dari alur kerja framework, di mana respons dikirimkan kembali ke peramban atau klien aplikasi.
Itu dia penjelasan seputar tentang framework. Pada dasarnya, framework memang pengetahuan dasar yang harus diketahui oleh pengembang web. Jika kamu tertarik untuk terlibat dalam situs pengembangan situs web, kamu bisa langsung mengikuti kelas yang tersedia di Gamelab Indonesia:
- Belajar Membangun Web Dinamis dengan Laravel Framework
- Belajar Bootstrap CSS Framework
- Mengembangkan Ide Bisnis Menggunakan BMC Framework
Dalam kelas tersebut, kamu akan dibimbing menuju perjalanan menjadi seorang yang ahli mengembangkan situs web oleh trainer expert industri. Selain itu, kamu juga akan mengikuti kelas ini secara daring dan harga kelasnya juga cukup terjangkau. Yuk, jangan lewatkan kesempatan yang bermanfaat ini.