Hari Buruh, yang diperingati setiap tanggal 1 Mei, merupakan momen penting untuk mengenang perjuangan dan pengorbanan para buruh dalam membangun bangsa. Di tengah hiruk pikuk perayaan, momen ini juga dapat menjadi peluang bagi para buruh untuk meningkatkan kualitas diri dan mempersiapkan diri menghadapi masa depan. Salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan mempelajari keterampilan baru yang dicari industri.
Apa Itu Buruh?
Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, buruh didefinisikan sebagai "setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain". Definisi ini mencakup berbagai macam pekerjaan, mulai dari pekerja pabrik, pekerja konstruksi, hingga pekerja rumah tangga.
Di masa kini, istilah buruh tidak hanya merujuk pada pekerjaan manual, tetapi juga mencakup pekerja intelektual seperti programmer, desainer, dan analis data. Hal ini menunjukkan bahwa peran buruh dalam industri kian kompleks dan beragam, berikut di antaranya:
- Pekerja pabrik: Buruh pabrik yang mengoperasikan mesin, merakit produk, dan menjaga kelancaran proses produksi.
- Pekerja konstruksi: Buruh bangunan yang membangun jalan, gedung, dan infrastruktur lainnya.
- Pekerja rumah tangga: Pengasuh anak, pembantu rumah tangga, dan tukang kebun yang membantu mengurus rumah tangga.
- Pekerja transportasi: Sopir bus, ojek online, dan pilot yang mengantarkan orang dan barang dari satu tempat ke tempat lain.
- Pekerja pertanian: Petani yang menanam padi, sayur, dan buah-buahan untuk memenuhi kebutuhan pangan.
- Pekerja kreatif: Desainer grafis, penulis, dan musisi yang menghasilkan karya kreatif untuk menghibur dan menginspirasi masyarakat.
- Pekerja IT: Programmer, web developer, dan network engineer yang membangun dan memelihara infrastruktur digital.
Maka, bisa dibilang, buruh itu bukan hanya sekedar tenaga kerja yang menjual otot dan keringat mereka. Melainkan buruh adalah manusia dengan potensi dan aspirasi yang ingin berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Selain untuk kemajuan bangsa, buruh juga menjadi pilar penting dalam perputaran roda ekonomi, sebab tanpa mereka industri tidak akan berputar.
Bagaimana Sejarah Hari Buruh?
Akar sejarah Hari Buruh tertanam di Amerika Serikat pada akhir abad ke-19. Saat itu, para pekerja dihadapkan pada kondisi kerja yang buruk, jam kerja yang panjang, dan upah yang rendah. Pada tahun 1886, para buruh di Chicago bersatu untuk menuntut perubahan. Mereka menyerukan pengurangan jam kerja menjadi 8 jam per hari, yang dikenal dengan gerakan "delapan jam sehari".
Puncaknya, pada tanggal 1 Mei 1886, ribuan buruh di Chicago menggelar demonstrasi besar-besaran. Namun, demonstrasi ini berujung tragedi karena terjadinya kerusuhan dan bentrokan yang berakibat pada tewasnya beberapa orang. Peristiwa ini dikenal sebagai Kerusuhan Haymarket.
Meskipun tragedi Haymarket mencoreng nama gerakan buruh, peristiwa ini justru menjadi titik balik penting. Kongres Pekerja Internasional di Paris pada tahun 1889 menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional untuk mengenang perjuangan para buruh di Chicago dan seluruh dunia.
Hingga akhirnya, semangat Hari Buruh Internasional pun menjalar ke Indonesia. Pada tahun 1920, untuk pertama kalinya, para buruh di Indonesia memperingati Hari Buruh dengan menggelar aksi demonstrasi dan mogok kerja. Sejak saat itu, Hari Buruh menjadi momentum penting bagi para buruh di Indonesia untuk menyuarakan tuntutan mereka dan memperjuangkan hak-haknya.
Perjuangan para buruh di Indonesia tidaklah mudah. Mereka harus menghadapi berbagai rintangan, mulai dari represi pemerintah kolonial hingga rezim Orde Baru. Namun, semangat dan tekad mereka untuk mencapai hak dan kesejahteraan yang layak tidak pernah padam.
Pada tahun 1948, pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh Nasional melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1948. Penetapan ini menjadi pengakuan resmi terhadap peran penting para buruh dalam pembangunan bangsa.
Baca Juga : 5 Hal yang Harus Kamu Tahu Tentang Hari Buruh (May Day)
Menyiasati Makna Hari Buruh di Era Modern
Meskipun telah mencapai banyak kemajuan, perjuangan para buruh masih terus berlanjut hingga saat ini. Di era modern, para buruh dihadapkan pada berbagai tantangan baru, seperti globalisasi, fleksibilitas pasar tenaga kerja, dan otomatisasi. Oleh karena itu, penting bagi para buruh untuk terus belajar dan mengembangkan skillset agar tetap relevan di era modern.
Optimasi skill ini bisa dilakukan dengan mempelajari keterampilan yang dibutuhkan industri terkini, seperti teknologi informasi, komunikasi, dan digitalisasi. Sebab, keterampilan-keterampilan ini memungkinkan para buruh untuk beradaptasi dengan perubahan dan meningkatkan daya saing mereka di pasar tenaga kerja. Selain itu, dengan mempelajari skillset baru, para buruh juga membuka peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dengan gaji yang lebih tinggi.
Di era yang penuh disrupsi ini, skillset yang relevan menjadi kunci utama untuk bertahan dan berkembang. Apakah kamu ingin menjadi bagian dari perubahan ini dan memanfaatkan peluang yang ada, atau kamu ingin menjadi korban dari perubahan dan tertinggal di belakang? Yuk, optimasi skill kamu melalui Kelas Koding, Kelas Digital Marketing, atau Kelas Softskill di Gamelab Indonesia. Untuk tnformasi kelas lainnya, silahkan klik di sini ya!