GAMELAB bekerja sama dengan Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni Budaya mengadakan seminar yang membahas pengembangan program Teaching Factory (TeFa) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada 20 September 2024. Seminar ini dihadiri oleh Kepala Sekolah (Kepsek) dari seluruh SMK di Indonesia, dan menunjukkan antusiasme yang tinggi dari berbagai pihak terkait dalam memajukan pendidikan vokasi di Indonesia.
Pentingnya Teaching Factory untuk SMK
Seminar ini diadakan sebagai bentuk tanggapan atas kebutuhan yang semakin meningkat untuk menjembatani dunia pendidikan dengan dunia industri. Salah satu isu penting yang dibahas dalam seminar ini adalah bagaimana Teaching Factory dapat menjadi solusi dalam meningkatkan kompetensi siswa SMK, baik dari segi soft skills maupun hard skills.
Menurut Septi Yuliani, Manajer GAMELAB, TeFa dirancang untuk membekali peserta didik dengan kompetensi yang relevan dengan dunia kerja. Pembelajaran ini dirancang, dilaksanakan, dan dievaluasi berdasarkan standar proses dan kualitas produk yang berlaku di industri, sehingga siswa SMK benar-benar siap bersaing di dunia kerja sesuai dengan konsentrasi keahliannya.
Tak hanya itu, Septi Yuliani juga menegaskan pentingnya TeFa sebagai model pembelajaran yang terfokus pada praktik langsung, di mana siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga memahami cara kerja dunia industri secara nyata.
Sebab, pada dasarnya program tersebut memberikan pengalaman langsung kepada siswa tentang bagaimana proses produksi berlangsung di industri, mulai dari tahapan perencanaan hingga produk siap digunakan. Maka dengan pendekatan ini diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami alur kerja, dan mampu beradaptasi dengan cepat saat mereka mulai bekerja di lapangan.
Pendidikan Vokasi dan Industri: Sebuah Hubungan yang Tidak Terpisahkan
Dalam sesi tengah seminar, CEO Educa, Andi Taru, turut berbagi ide mengenai pentingnya hubungan erat antara pendidikan vokasi dan dunia industri. Ia menekankan bahwa pendidikan vokasi dan industri memang tidak bisa terpisahkan.
Menurutnya, TeFa adalah salah satu bentuk konkret dari kolaborasi ini karena memberikan siswa kesempatan untuk belajar langsung dari standar industri guna menjadikan lulusan SMK lebih kompeten dan siap kerja.
Lebih lanjut, Andi Taru juga menambahkan bahwa saat ini siswa SMK perlu diajarkan pula tentang pemasaran akan tetapi fokus utama tetap harus pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
"Kemampuan pemasaran memang penting, namun jangan sampai hal ini menjadi fokus utama. Yang terpenting adalah memastikan bahwa kualitas SDM kita unggul terlebih dahulu," ungkapnya.
Alhasil, pesan ini sejalan dengan prinsip dasar pendidikan vokasi yang bertujuan untuk mencetak lulusan yang tidak hanya mahir dalam keterampilan teknis, tetapi juga memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan di dunia kerja.
Sesi FGD: Mengatasi Tantangan Pendidikan Vokasi
Selain membahas secara mendalam tentang TeFa, seminar ini juga menyelenggarakan sesi Focus Group Discussion (FGD) yang difasilitasi oleh tim dari GAMELAB.
FGD ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tantangan yang dihadapi SMK dalam menerapkan model TeFa dan kolaborasi dengan dunia industri.
Maka, melalui diskusi ini, diharapkan muncul solusi konkret yang dapat membantu sekolah-sekolah dalam mengatasi hambatan-hambatan yang ada, sehingga program yang terselenggara dengan mitra industri dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
Selain itu, sesi ini juga memungkinkan para Kepsek untuk saling berbagi pengalaman dan strategi yang telah mereka terapkan di sekolah masing-masing. Dengan begitu, diskusi bisa berlangsung dinamis dan produktif serta menghasilkan berbagai gagasan baru yang memungkinkan dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia.
Baca Juga : Launching TeFa dan Pembelajaran 4.0 di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Semarang
Meningkatkan Keterhubungan Antara Pendidikan Vokasi dan DUDI
Sebagai kesimpulan, tujuan utama dari seminar ini adalah untuk memperkuat hubungan antara pendidikan vokasi dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Hubungan ini sangat krusial mengingat tantangan yang dihadapi oleh lulusan SMK dalam memasuki dunia kerja yang terus berkembang dan membutuhkan keterampilan yang relevan dan mutakhir.
Semoga lewat kolaborasi ini siswa tak hanya mendapatkan pelatihan teknis yang relevan dengan kebutuhan industri, tetapi juga belajar tentang etos kerja dan standar kualitas yang diterapkan di dunia profesional.
Mari bersama-sama mendukung upaya ini demi menciptakan generasi SMK yang kompeten dan siap menghadapi tantangan keahliannya. Segera ajukan sekolah Anda dengan mengikuti program Teaching Factory bersama GAMELAB!