Dalam sebuah game dan film, musik memiliki peranan penting dalam menjelaskan dan menekankan emosi tertentu pada sebuah scene atau kejadian yang terjadi di dalam game. Musik dapat menambahkan atau mengurangi tekanan, membuat antisipasi, menggambarkan kebahagiaan atau kesedihan, dan seterusnya. Selain itu musik juga dapat menggambarkan karakteristik seseorang, atau menggambarkan situasi yang sedang terjadi. Secara keseluruhan, musik merupakan jiwa yang menggambarkan orang, tempat, situasi, dan game atau film tersebut.
Akan tetapi ada perbedaan antara musik yang digunakan dalam film dan di dalam game. Di film yang bersifat linear dan satu arah, musik dibuat secara linear dan mengikuti alur film, sementara game yang bersifat non-linear dan bercabang dapat menggunakan musik non-linear, dan data serta coding di dalam game tersebut akan memainkan lagu yang sesuai dengan konteks game yang sedang terjadi, seperti pembicaraan dengan orang, melawan musuh, atau memasuki area baru. Musik non-linear ini dapat disebut juga sebagai adaptive music, atau dapat disebut juga sebagai dynamic music, dimana musik dapat berubah untuk menangkap suasana yang berubah-ubah secara efektif. Selain itu, dibandingkan musik linear, musik non-linear, atau adaptive music, dapat memainkan musik berbeda tanpa harus menghentikan musik yang sedang dimainkan.
Maka dari pembahasan tersebut kami bisa melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya, "Teknik apa saja adaptive music yang digunakan dalam game?" Dalam bagian berikut ini akan dijelaskan jenis adaptive music yang digunakan dalam game.
1. Horizontal Mixing
Gambar 1.1 Adaptive Music di The Secret of Monkey Island
Teknik pertama dalam membuat adaptive music adalah horizontal mixing, dimana sebuah musik dapat berubah ke musik yang berbeda secara lancar melalui sebuah musik transisi. Cara yang paling sering digunakan untuk mencapai horizontal mixing pada umumnya adalah melakukan fade in dan fade out pada musik tersebut, tetapi akan dianggap membosankan. Untuk membuat musik transisi yang optimal, perancang dapat membuat sebuah musik pendek sebagai transisi ke musik yang berbeda. Seperti contohnya Secret of the Monkey Island (1990) dan Furi (2016), dimana musik yang sedang dimainkan dapat berubah menjadi musik yang berbeda atau disambungkan ke musik yang sama dengan memainkan sebuah musik pendek di antara kedua musik tersebut. Musik transisi pendek tersebut akan dimainkan ketika pemain berpindah ke segmen level yang berbeda, dan ketika melodi transisi tersebut selesai musik berbeda atau yang sama akan kemudian dimainkan. Hal tersebut dapat mempertahankan alur musik yang dimainkan tanpa memotongnya serta memberikan rasa pencapaian.
2. Vertical Mixing
Gambar 1.2 Adaptive Music di Portal 2
Selanjutnya adalah vertical mixing, dimana faders, EQ, dan alat lainnya yang digunakan untuk membuat mix musik tersebut berubah ketika pemain berada di tempat tertentu. Salah satu contohnya adalah Banjo-Kazooie (1998), dimana mix musik berubah tergantung dari lokasi pemain, maupun di tanah yang dimana musik bermain seperti biasa, di bawah air yang menyebabkan musik untuk terdengar lebih ditekan, atau level berbeda yang dimana tekanan dan tempo musik berubah sepenuhnya, dan contoh lainnya adalah Portal 2 (2011) yang dimana musik dapat berubah bila pemain berada di udara atau mendekati objek tertentu yang memainkan musik yang sama dengan mix yang berbeda. Seperti horizontal mixing, musik hanya akan berubah ketika pemain memasuki segmen level yang berbeda, dan hal tersebut memberikan karakteristik yang unik untuk setiap segmen level tersebut, rasa penyelesaian kepada pemain, dan mendorong pemain untuk bereksplorasi.
3. Variasi Musik Berbeda
Gambar 1.3 Adaptive Music di Animal Crossing
Terakhir adalah membuat variasi lagu berbeda, atau bahkan menggunakan lagu baru sepenuhnya, dan menggunakan salah satu lagu tersebut sesuai dengan konteks game yang sedang terjadi. Salah satunya adalah Animal Crossing (2020), dimana game tersebut menggunakan 24 lagu berbeda sesuai dengan 24 jam di dalam game tersebut, serta 2 variasi dari ke-24 lagu tersebut tergantung cuacanya, yang berarti terdapat 48 pilihan lagu yang dapat dimainkan ketika bermain dan berubah-ubah, tanpa menghitung lagu lainnya, dan memberikan suasana yang berbeda setiap kali waktu dan musik berubah. Salah satu contoh lainnya adalah Super Mario Odyssey (2017) yang memainkan variasi lagu atau efek lagu berbeda ketika pemain memasuki area atau melakukan hal tertentu. Sama seperti kedua metode sebelumnya, variasi musik ataupun musik baru tersebut menggambarkan situasi, karakteristik dunia game tersebut, dan aksi yang dilakukan oleh pemain.
Baca Juga : Toge Productions dan Mojiken Studio: Kisah Kesuksesan Studio Game Indonesia yang Menggebrak Dunia!
Penutup
Secara keseluruhan, adaptive music adalah jenis musik yang lebih fleksibel ketika digunakan dalam game, dan dapat menggambarkan situasi dan atmosfir game tersebut tanpa harus menggantikan musik tersebut secara signifikan. Sama seperti musik pada umumnya, ketika membuat adaptive music, setiap bagian tersebut harus berhubungan dengan sesama bagian lainnya, dan ketidakaturan bukanlah tujuan dari adaptive music. Bila digunakan dan dirancang dengan baik, adaptive music dapat menangkap suasana sebuah game dengan lebih efektif dibandingkan musik biasa. Sekian penjelasan mengenai teknik-teknik berbeda dalam menggunakan adaptive music, dan diharapkan pengetahuan tersebut dapat digunakan untuk membuat game yang baik. Terima kasih.
Sumber:
1. https://www.youtube.com/watch?v=yLd5wmBNCBM
2. https://www.gamasutra.com/view/feature/1567/defining_adaptive_music.php?print=1