Apa itu Design Thinking?
Design Thinking merupakan proses iterative yang biasa dipakai untuk memahami user, baik itu dalam mempertanyakan asumsi dan memahami lebih jauh suatu masalah untuk menentukan dan menciptakan beragam solusi dan strategi terhadap permasalahan tersebut. Design Thinking dapat membantu kita terhadap suatu masalah baik dalam kehidupan sehari – hari atau saat kita akan membuat suatu produk. Dengan design thinking kita dapat melihat masalah tersebut lebih dalam dan terstruktur, masalah yang kita temukan tidak dapat dilihat hanya dari satu sisi seperti siapa yang terlibat dalam permasalahan tersebut dan apa dampak dari permasalahan tersebut.
Mengapa menggunakan Design Thinking?
Design thinking menggunakan pendekatan yang praktikal atau mencakup bagaimana mengidentifikasi masalah dengan peneliitian yang berempati dengan manusia dan lingkungannya. Design thinking juga menciptakan solusi melalui brainstorming dan kolaborasi serta menciptakan prototype yang dapat langsung diujikan kepada pengguna, oleh karena itu design thinking sudah terbukti efektif dalam menghadapi suatu permasalahan.
Pertimbangan Solusi/Strategi
Saat melakukan Design Thinking terhadap suatu masalah pastinya kita akan memikirkan suatu solusi atau strategi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan Ketika membangun sebuah solusi/strategi :
Desirability
Desirability atau kebutuhan customer adalah suatu hal yang kita perlu cari tau tentang apa yang menjadi kebutuhan customer dari masalah yang dia hadapi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Apakah solusi ini dapat memenuhi kebutuhan pengguna?”
Viability
Viability adalah tujuan bisnis dari permasalahan yang ada.
“Apakah dana cukup untuk membayar pegawai?”
“Apakah dengan membuat aplikasi saya dapat merilis produk saya segera?”
Feasibility
Feasibility adalah teknologi yang memungkinkan. Dalam kata lain semisal kita memiliki solusi A untuk sebuah masalah, teknologi apa yang cocok digunakan untuk mendukung solusi A dalam menyelesaikan masalah yang ada.
“Jika saya membuat aplikasi apa saja yang saya butuhkan? Apakah dengan komponen yang ada ini dapat menunjang saya?”
Jika kita sudah bisa paham desirability, viability, dan feasibility dari suatu masalah, atau dengan kata lain kita sudah bisa menemukan titik tengah dari ketiga komponen besar ini yang biasa disebut dengan sweet spot.
Baca Juga : Pahami Perbedaan Antara UI Design dan UX Design yang Wajib Diketahui
Tahapan dalam Design Thinking
Dalam proses nya design thinking terdiri dari 5 tahapan yaitu Emphatize, Define, Ideate, Prototype, dan Test. Semua proses ini saling berkaitan atau berkesinambungan dalam penyelesaian masalah dan menciptakan solusi dari permasalahan.
Emphatize
Ditahap emphatize ini kita harus mengetahui dan memahami kebutuhan dari user serta tentang permasalahan yang akan kita selesaikan. Cara yang paling efektif untuk melakukan emphatize adalah dengan melakukan research berupa survei langsung kepada user, melakukan interview dengan user, group discussion, observasi lapangan, studi literatur, dll.
Define
Pada tahap ini kita berfokus kepada bagaimana kita mengelola pengetahuan dan masalah yang kita temukan pada pengguna kita (user). Dengan menganalisis pengetahuan dan masalah yang kita dapat akan menjadi suatu pernyataan masalah yang nantinya dapat membantu pada tahap selanjutnya yaitu Ideate.
Pernyataan masalah yang baik akan berfokus pada manusia/pengguna, serta pernyataan yang bersifat cukup luas dapat membantu memicu keragaman ide dan solusi. Perlu digaris bawahi juga pernyataan yang cukup luas tadi tetap harus bersifat cukup fokus juga agar dapat di eksekusi.
Ideate
Ideate merupakan tahap dimana kita bebas untuk menciptakan ide sebanyak – banyak nya terhadap pertanyaan yang telah kita buat sebelumnya. Dengan ideation kita akan lebih mudah menciptakan ragam solusi dan ide terhadap permasalahan dan memicu untuk berinovasi sesuatu hal yang baru.
Prototype
Saat tahap prototype kita akan ber-experiment menggunakan sebuah ide/solusi yang kita buat kepada pengguna dalam bentuk yang tangible bisa dalam bentuk digital ataupun fisik agar dapat di uji langsung kepada pengguna. Tujuan dari prototype ini adalah kita dapat menganalisa ide/solusi yang kita miliki secara tepat dan mudah. Contoh prototype yang tangible yaitu sketsa, paper prototyping, html prototyping, dll.
Test
Setelah prototype kita miliki selanjutnya kita harus melakukan test terhadap ide yang kita buat untuk mendapatkan feedback dari user supaya kita dapat mengetahui apakah yang kita buat sudah tepat atau belum. Hal yang perlu di perhatikan saat melakukan test adalah feedback dari user yang menggunakan, apakah solusi kita berhasil memenuhi kebutuhan user, apakah ada yang harus diperbaiki, dll.
Referensi
https://www.logique.co.id/blog/2021/01/07/pengertian-design-thinking/
https://sis.binus.ac.id/2020/03/17/design-thinking-pengertian-tahapan-dan-contoh-penerapannya/
https://www.interaction-design.org/literature/article/5-stages-in-the-design-thinking-process