Seorang siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dari Semarang saat ini sedang menjadi pembicaraan hangat di berbagai media online karena berhasil menemukan bug (celah keamanan) di sistem keamanan Google. Dia adalah Abdullah Mudzakir, seorang siswa SMK Negeri 8 Kota Semarang. Mudzakir sendiri saat ini duduk di kelas XII dan memilih jurusan RPL (Rekayasa Perangkat Lunak).
Penemuan Bug Sistem Keamanan Google
Mudzakir bercerita bahwa untuk menemukan bug pada sistem keamanan Google bukan hal yang mudah. Dia juga bercerita bahwa penemuan ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, dia sudah menemukan bug dan melaporkannya ke Google sebanyak empat kali. Namun, penemuan sebelumnya ditolak.
Jadi, total dia sudah menemukan lima bug pada sistem keamanan Google dan melaporkannya. Empat penemuan sebelumnya ditolak karena laporan yang dibuat oleh Mudzakir tidak valid. Sedangkan bug yang kelima, Mudzakir mengaku dibantu oleh temannya.
Bug yang ia temukan kelima kali ini adalah jenis bug yang cukup langka. Artinya, bug ini jarang ditemukan oleh para bug hunter (pemburu celah keamanan). Bahkan, untuk meyakinkan pihak Google tentang bug kelima ini, Mudzakir mengaku sempat berdebat dengan pihak Google untuk meyakinkan bahwa bug ini cukup berbahaya.
Menurut Mudzakir, untuk menjelaskan pada pihak Google tentang bahayanya bug tersebut dibutuhkan waktu hingga setengah bulan. Dia mengaku menemukan bug itu pada akhir tahun 2020. Kemudian, penemuannya baru diterima pada tahun 2021. Saat itu, menurut Google, penemuan bug tersebut adalah yang terbaik.
Mendapatkan Hadiah Rp76 Juta
Mudzakir mengatakan bahwa penemuan bug-nya diapresiasi Google dengan hadiah sebesar 5.000 dolar AS atau senilai Rp76 juta. Selain itu, dia juga mendapatkan kartu Google Bug Hunters. Kartu ini secara khusus diberikan oleh Google pada para bug hunters dengan kemampuan hacking (meretas) serta menemukan celah keamanan pada sistem Google.
Mudzakir menuturkan jika uang hasil berburu bug Google tersebut akan ia gunakan untuk meningkatkan skills di bidang IT (Informasi Teknologi), membeli laptop, memberikan pada orang tua dan sisanya ingin ia tabung.
Masih menurut Mudzakir, ia bercerita bahwa awalnya orang tuanya tidak merestui dengan apa yang dia lakukan. Sebab kata ‘hacker’ di masyarakat masih dianggap hal yang negatif. Tapi, dia menjelaskan pada orang tuanya hingga kemudian keduanya dapat memahaminya dengan baik.
Hacker (peretas) sendiri terdiri dari tiga jenis yakni white hacker/ethical hacker (peretas legal dan sah), black hacker (peretas jahat) dan gray hacker (peretas yang ada di antara keduanya). Mudzakir sendiri statusnya adalah white hacker karena dia meretas secara legal dan sah.
Bukan Pertama Kali Berburu Bug
Bagi Mudzakir, ini bukanlah pengalaman pertama untuk berburu bug. Dia sudah mulai menggeluti bidang ini bahkan sejak masih duduk di kelas IX SMP. Pengalaman berburu bug ini pun sudah mendapatkan apresiasi dari berbagai perusahaan.
Awalnya dia mencoba bug bounty, tapi tidak mendapatkan apa-apa. Setelah itu, ia mencoba mencari bug di sistem Pemprov Jateng. Dari situ, Mudzakir kemudian mencoba mencari bug di berbagai perusahaan di dalam negeri.
Tidak hanya itu, dia pun mencoba mencari bug dari perusahaan luar negeri. Dari perusahaan luar negeri, dia pernah mendapatkan hadiah sebesar 1.000 dolar AS, 1.500 dolar AS, 2.000 dolar AS, 4.500 dolar AS hingga yang terbaru ia mendapatkan 5.000 dolar AS dari Google.
Mudzakir juga berpesan bahwa jika ingin terjun di dunia hacking, kamu harus memiliki iman yang kuat. Ini karena godaannya sangat berat. Godaan inilah yang membuat seseorang menjadi hacker hitam dan melakukan tindak kejahatan seperti mencuri uang. Mudzakir sendiri mencukupkan diri untuk menjadi hacker putih.
Selain sebagai bug hunter, Mudzakir yang masih duduk di bangku SMK juga sudah bekerja di sebuah perusahaan di Jakarta. Perusahaan tersebut bergerak di bidang pelayanan sistem keamanan. Penghasilannya sendiri rata-rata dalam sebulan mencapai Rp10 juta.
Baca Juga : Menjembatani Pendidikan antara Industri, SMK YPK Paulus Dok Adakan UKK Animasi bersama GAMELAB
Penutup
Mudzakir memang memiliki keterampilan di atas rata-rata dari kebanyakan orang yang menekuni bidang IT. Walau demikian, sebenarnya setiap dari kamu memiliki potensi luar biasa yang bisa kamu tingkatkan. Kamu bisa mulai meningkatkan skills kamu terlebih dahulu.
Di manakah lembaga pelatihan yang cocok untuk meningkatkan skills? Di GAMELAB.ID tentu saja! Ada banyak pilihan Kelas Online yang bisa kamu pilih. Bagi kamu yang memiliki saldo Prakerja, kamu juga bisa manfaatkan saldo Prakerja-mu untuk mengikuti Kelas Prakerja di GAMELAB.ID.
Beberapa keunggulan Kelas Online di GAMELAB.ID adalah materia sesuai dengan kebutuhan industri, didampingi trainer profesional dan tentu saja bersertifikat. Sehingga, lulus dari kelas GAMELAB.ID kamu akan lebih siap untuk bekerja dengan keterampilan yang sudah meningkat dan memiliki sertifikat. Yuk, daftar kelasnya sekarang atau hubungi Tim GAMELAB.ID di sini.
Sumber gambar: detik.com, tekno.kompas.com dan oppal.co.id