Pernahkah kalian mendengar mengenai Gojek, Tokopedia, Traveloka, OVO, dan Bukalapak? Bisnis-bisnis yang disebutkan tersebut merupakan perusahaan rintisan atau startup company. Di dunia bisnis modern, istilah "startup" tak lagi asing di telinga kita. Tetapi apa sebenarnya yang dimaksud dengan startup?
Saat ini, banyak perusahaan rintisan (startup) di Indonesia yang mengalami kesuksesan. Tak sedikit pula anak muda yang ingin menjajal peruntungannya membangun startup. Artikel ini akan mengulas panduan lengkap tentang apa itu startup, perbedaannya dengan bisnis tradisional, dan karakteristik kunci yang membuat startup unik.
Apa Itu Bisnis Startup?
Bisnis startup merupakan jenis bisnis yang baru didirikan dan beroperasi pada tahap awal pengembangan. Kata startup diambil dari Bahasa Inggris yang artinya bisnis baru dirintis, atau diartikan sebagai bisnis yang belum lama beroperasi.
Bisnis startup berfokus pada penciptaan produk atau layanan yang inovatif dan berpotensi mendisrupsi pasar atau menciptakan pasar baru. Kamu mungkin kerap mendengar stilah "startup" merujuk pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang teknologi.
Sejak akhir tahun 1990-an sampai 2000-an, bisnis startup memang cenderung beroperasi di sektor teknologi dan bertujuan untuk menghadirkan solusi baru atau memecahkan masalah yang ada di pasar. Namun sebenarnya, istilah ini bisa digunakan di semua sektor industri.
Karakteristik Startup
Bisnis startup memiliki ciri yang membuatnya unik dan berbeda dari perusahaan atau bisnis konvensional. Berikut merupakan karakteristik bisnis startup.
1. Inovatif dan Disruptif
Ciri khas bisnis startup adalah novatif. Perusahaan rintisan kerap menciptakan solusi baru atau meningkatkan cara yang sudah ada untuk mengatasi masalah atau memenuhi kebutuhan pelanggan.
Solusi baru itu kemungkinan akan mendisrupsi pasar, yakni menciptakan pasar baru yang sebelumnya belum ada di masyarakat. Hal ini sekaligus dapat menjawab kebutuhan masyarakat atas pasar baru.
2. Skalabilitas
Produk atau layanan yang ditawarkan oleh bisnis startup dirancang untuk dapat diskalakan dengan cepat dan efisien. Artinya, bisnis ini dapat mengatasi pertumbuhan permintaan tanpa mengalami kendala yang signifikan.
3. Pertumbuhan Cepat
Bisnis startup berfokus pada pertumbuhan yang cepat dan ekspansi pasar yang agresif. Mereka menargetkan pasar yang besar dan berupaya menarik sebanyak mungkin pengguna atau pelanggan dalam waktu yang relatif singkat.
4. Riset dan Validasi Konsep
Sebelum memasuki pasar yang lebih luas, bisnis startup cenderung melakukan riset pasar dan menguji konsep produk atau layanan mereka secara berulang. Tujuannya adalah untuk memvalidasi produk atau layanan mereka sebelum diluncurkan agar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar.
5. Visi dan Misi yang Jelas
Perusahaan startup cenderung memiliki visi dan misi yang lebih jelas dibanding bisnis konvensional. Hal ini penting dilakukan demi mencapai target bisnis startup dalam waktu singkat. Pelaku bisnis startup umumnya memiliki pandangan yang kuat tentang perubahan atau dampak yang ingin diciptakan dalam masyarakat.
Perbedaan Startup dan Bisnis Tradisional
Perbedaan utama antara startup dan bisnis tradisional terletak pada pendekatan mereka terhadap pertumbuhan dan inovasi. Ketika memulai bisnis konvensional, kamu mungkin hanya akan berfokus tentang apa yang ada di luar sana yang bisa menggaet pelanggan.
Tetapi startup memikirikan apa yang belum ada di luar sana yang bisa mereka buat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Startup sering kali memiliki model bisnis yang belum teruji dan beroperasi dalam lingkungan yang tidak pasti.
Mereka cenderung fokus pada pengembangan produk atau layanan baru yang mengganggu pasar, sedangkan bisnis tradisional lebih berorientasi pada menjaga operasi yang ada dan pertumbuhan yang stabil.
Perbedaan lain terletak pada pendanaan. Bisnis konvensional tidak membutuhkan dana sebesar startup. Perusahaan rintisan butuh dana yang lebih besar untuk mengembangkan bisnisnya.
Selain itu, tujuan startup dan bisnis konvensional pun tidak sama. Startup umumnya ingin mengembangkan bisnis secepat mungkin, tetapi bisnis atau perusahaan konvensional lebih ingin mendapatkan keuntungan jangka panjang.
Proses Startup dan Tahapan Perkembangan
Membangun startup yang sukses seperti Gojek, Tokopedia, dll tentu tak semudah membalikkan telapak tangan. Kamu perlu melalui sejumlah proses dan tahapan pekermbangan yang umumnya disebut sebagai siklus hidup startup.
Proses dan tahapan ini dimulai dari ide, eksekusi, analisa, evaluasi, dan ekspansi. Ide dan validasi merupakan tahapan awal membangun startup. Pada proses ini, kamu sebagai pendiri bersama dengan tim harus menciptakan konsep bisnis dan menguji apakah ada permintaan pasar.
Setelah ide dan validasi terpenuhi, startup bergerak ke tahap pengembangan produk, peluncuran, pertumbuhan, dan skalabilitas. Setiap tahap memiliki tantangan dan prioritas yang berbeda, dan pendiri harus beradaptasi dengan cepat untuk mencapai kesuksesan. Tak jarang, proses membangun startup gagal karena habisnya pendanaan.
Modal Ventura dan Pendanaan Startup
Tak sedikit yang penasaran, dari mana startup memiliki modal untuk menjalankan bisnisnya?
Modal Ventura
Pendanaan startup diketahui banyak mengandalkan dari investasi. Hal ini disebut sebagai modal ventura. Secara singkat, modal ventura adalah jenis modal atau pendanaan yang diberikan perusahaan modal ventura kepada perusahaan rintisan (startup) untuk mengembangkan inovasi produk mereka sebagai bentuk investasi dan kerja sama.
Dalam hal ini, investor modal ventura memberikan dana kepada startup yang dianggap memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi. Sangat penting bagi startup untuk mengelola keuangannya dan membuktikan potensi keuntungan kepada investor.
Pialang
Adapun selain modal ventura, pelaku bisnis startup juga bisa mencari pendanaan dengan cara lain seperti melalui pialang, yakni perusahaan yang menjembatani investor dan pasar modal. Pendanaan startup melalui pialang dapat dilakukan melalui dua cara, yakni Initial Public Offering (IPO) dan Penawaran Saham Pribadi (Private Placement).
Crowdfunding
Cara lain mendapatkan dana adalah dengan crowdfunding, yakni mengumpulkan dana dari banyak orang melalui platform online. Startup dapat menyajikan proyek atau konsep mereka dan mengajukan permohonan pendanaan dari masyarakat umum.
Pendanaan Pribadi (Bootstrapping)
Umumnya para pendiri startup memulai inovasi mereka dengan menggunakan pendanaan pribadi (bootstrapping). Modal bisnis startup pada tahapan awal bisa dimulai dengan menggunakan tabungan pribadi, pinjaman dari keluarga atau teman, atau aset pribadi lainnya.
Lingkungan Startup dan Ekosistem
Global Startup Ecosystem Report 2022 merilis data yang menyebutkan bahwa Indonesia berada di posisi 2 dalam Top 100 emerging startup ecosystem. Artinya, Indonesia memiliki potensi yang baik untuk mengembangkan ekonomi digital. Lalu, apa itu lingkungan startup dan ekosistemnya?
Lingkungan startup melibatkan sejumlah elemen, termasuk universitas, pusat inovasi, ruang kerja bersama (coworking space), acara dan konferensi, serta komunitas startup yang aktif.
Di sisi lain, ekosistem startup merupakan sekelompok orang atau organisasi yang bekerja sebagai sistem untuk menskalakan startup baru, yang mana ekosistem startup dapat menyatukan pelaku bisnis dan pemangku kepentingan utama yang tertarik pada perusahaan rintisan.
Ekosistem startup dapat mendukung pertumbuhan dan kolaborasi melalui mentorship, investor, inkubator, pelatihan, akses ke jaringan, dan sumber daya lainnya. Perlu dicatat, terlibat dalam ekosistem startup dapat memberikan startup kesempatan untuk belajar, berkolaborasi, dan mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk sukses.
Baca Juga : Mau Bisnis Laku? Analisis SWOT Dulu, Baru Deh Buka Gerai!
Penutup
Apakah penjelasan di atas telah memberikan gambaran mengenai apa itu bisnis startup. Saat ini ada ribuan perusahaan startup yang berdiri di Indonesia. Pemerintah bahkan menyampaikan di tahun 2022 bahwa ekonomi digital Tanah Air bertumbuh sangat pesat berkat startup.
Nilai ekonomi diproyeksikan bakal mencapai USD315 M di tahun 2030. Hal ini didukung dengan membludaknya startup di Indonesia yang memiliki valuasi mencapai US$1 miliar. Banyak anak muda memiliki inovasi tinggi yang berpotensi membantu dan menjawab kebutuhan masyarakat akan hal tertentu.
Memiliki bisnis startup bahkan menjadi mimpi bagi sebagian orang. Tetapi, proses mencapai pertumbuhan startup yang pesat tidaklah mudah. Tak jarang perintis usaha startup menyerah di tengah jalan. Entah karena kekurangan modal, atau hal lainnya.
Meski begitu, perlu diingat bahwa tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Kamu juga bisa mewujudkan impian sukses membangun bisnis startup. Tentu saja, untuk mencapainya, kamu perlu mempelajari lebih lanjut tentang bisnis startup.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan mengikuti kelas Belajar Bisnis Startup
di GAMELAB.ID. Kamu bisa mempelajari cara mendirikan startup, putaran pendanaan startup, dan lainnya. Yuk daftarkan dirimu sekarang! Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silahkan hubungi link berikut.